Komitmen Tanpa Batas! Disdik Sinjai Perkuat Aksi Tangani Anak Tidak Sekolah

Komitmen Tanpa Batas! Disdik Sinjai Perkuat Aksi Tangani Anak Tidak Sekolah

Penandatanganan kerja sama bersama para guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) se-Kabupaten Sinjai. (Foto/Azhar)

WARNAWARTA.COM, SINJAI SULSEL — Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sinjai kembali menunjukkan komitmennya dalam mengentaskan Anak Tidak Sekolah (ATS) melalui penandatanganan kerja sama bersama para guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) se-Kabupaten Sinjai, Rabu (21/5/2025).

Kegiatan ini berlangsung secara hybrid, dipusatkan di Aula Handayani Disdik Sinjai dan terhubung secara virtual melalui Microsoft Teams.

Acara tersebut diikuti oleh para pejabat eselon III dan IV Disdik, Koordinator Pendamping Satuan Pendidikan, Koordinator Wilayah Pendidikan Kecamatan, Koordinator Kecamatan ATS PPPK, Satuan Tugas ATS, serta seluruh guru PPPK dari berbagai kecamatan di Sinjai.

Ketua Forum PPPK Kabupaten Sinjai, Abdul Hamid Razak, dalam sambutannya menyampaikan bahwa penanganan ATS dapat dimulai dari hal sederhana di sekitar kita.

“Lihat lingkungan tempat tinggal kita, cari anak-anak yang belum bersekolah, dan mulai dari sana. Jika semua terlibat, program ini akan berjalan lancar,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sinjai, Irwan Suaib, memberikan apresiasi kepada seluruh guru PPPK yang hadir baik secara langsung maupun daring.

Ia menjelaskan bahwa program Tutor Angkat Balibolae yang dijalankan oleh guru PPPK menjadi bentuk pendampingan aktif terhadap ATS, terutama yang belum menyelesaikan jenjang pendidikan dasar.

“Guru PPPK akan mendampingi minimal dua ATS. Tidak hanya memastikan mereka terdaftar di lembaga pendidikan, tapi juga secara langsung membantu proses belajarnya,” kata Irwan.

Ia juga menambahkan, bila 676 guru PPPK masing-masing membina dua ATS, maka akan ada setidaknya 1.352 anak yang kembali tersentuh pendidikan.

Irwan mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan organisasi kepemudaan untuk turut mengambil bagian dalam mewujudkan target Desa Tuntas ATS.

“Kami berharap tahun ini ada minimal 10 desa yang bisa bebas dari ATS. Untuk itu, dibutuhkan keterlibatan aktif semua pihak,” tegasnya.

Menutup sambutannya, Irwan menyampaikan harapan agar program ini tidak hanya menyasar anak usia sekolah saja, tetapi juga menjangkau warga dewasa yang belum mengenyam pendidikan dasar.

“Pendidikan adalah hak semua orang, termasuk mereka yang berusia di atas 25 tahun. Melalui program ini, tidak ada lagi yang tertinggal,” pungkasnya. (Ac)