Bupati dan Wabup Sinjai Kompak Hadiri serta Ikut Prosesi Tradisi Ma’rimpa Salo
WARNAWARTA.COM, SINJAI SULSEL — Antusiasme masyarakat memadati kawasan Sungai Appareng, Desa Bua, Kecamatan Tellulimpoe, pada puncak Festival Budaya Pesisir Ma’rimpa Salo, Jumat (10/10/2025).
Ribuan warga tumpah ruah menyaksikan prosesi adat yang telah menjadi tradisi turun-temurun masyarakat pesisir Sinjai tersebut. Acara ini dihadiri langsung oleh Bupati Sinjai Hj. Ratnawati Arif bersama Wakil Bupati Andi Mahyanto Mazda, yang kompak mendukung pelestarian budaya daerah.
Tradisi Ma’rimpa Salo menggambarkan semangat kebersamaan masyarakat pesisir dalam menangkap ikan dari hulu ke muara sungai. Kegiatan dilakukan secara gotong royong sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan solidaritas sosial warga.
Kegiatan budaya ini digelar setiap tahun secara bergantian antara Desa Sanjai, Kecamatan Sinjai Timur dan Desa Bua, Kecamatan Tellulimpoe, dan tahun ini Desa Bua mendapat giliran sebagai tuan rumah penyelenggara.
Kepala Desa Bua, Andi Azis Soi, mengungkapkan bahwa Ma’rimpa Salo bukan sekadar hiburan rakyat, melainkan sarana untuk memperkuat nilai-nilai moral dan kearifan lokal.
“Kegiatan ini mengajarkan kita pentingnya kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan. Kami berharap tradisi ini terus dijaga dan diwariskan kepada generasi muda,” ucapnya.
Ia juga berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Sinjai yang terus memberikan dukungan terhadap kegiatan budaya masyarakat.
“Kami berharap di bawah kepemimpinan Ibu Bupati dan Bapak Wakil Bupati, Ma’rimpa Salo dapat menjadi agenda nasional dan menjadi daya tarik wisata unggulan,” tambahnya.
Dalam sambutannya, Bupati Hj. Ratnawati Arif menegaskan bahwa penguatan identitas budaya lokal merupakan bagian penting dalam pembangunan daerah.
“Festival Ma’rimpa Salo adalah wujud nyata dari karakter masyarakat Sinjai yang menjunjung tinggi nilai gotong royong dan kearifan lokal. Tradisi ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai aset budaya dan wisata,” jelasnya.
Ratnawati juga menyampaikan bahwa Ma’rimpa Salo telah diakui secara nasional sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) sejak 2018, terdaftar sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) di Kementerian Hukum dan HAM pada 2020, dan kini telah masuk dalam agenda Kharisma Event Nusantara (KEN).
“Mari kita bersama menjaga, merawat, dan memperkenalkan Ma’rimpa Salo agar semakin dikenal hingga tingkat nasional bahkan internasional,” ajaknya.
Setelah memberikan sambutan, Bupati dan Wakil Bupati bersama unsur Forkopimda ikut dalam prosesi tradisi menaiki perahu di Sungai Appareng. Belasan perahu hias turut memeriahkan suasana yang disambut riuh tepuk tangan warga di sepanjang tepian sungai.
Rangkaian festival tahun ini juga diisi dengan berbagai kegiatan rakyat seperti lomba perahu hias, balap perahu, layang-layang, sepak takraw, voli, domino, lomba renang, senam massal, video konten budaya pesisir, hingga kuliner khas daerah.
Seluruh agenda berlangsung sejak 6 Oktober dan mencapai puncaknya pada 10 Oktober 2025, yang sekaligus menutup rangkaian Festival Budaya Pesisir Ma’rimpa Salo tahun ini dengan penuh kemeriahan dan makna. (Adv)